Wednesday, August 04, 2010

MERAWAT LUKA DIHATI




Ya Allah, mengapa Engkau ambil dia dariku? Apa yang harus saya lakukan? Begitulah jeritan hati teman diskusi saya pada Rabu malam kelmarin. Mengapa kehilangan dapat menyebabkan penderitaan pada diri kita? Ada apa dengan kehilangan itu sendiri?

Pada dasarnya keterikatan kita pada apa dan siapa yang hilang menentukan tentukan tahap kedukaan kita. Semakin kita terikat pada diri seseorang atau sesuatu maka semakin perihnya kehilangan. Lantas apakah kita terikat dengan seseorang atau sesuatu itu salah? Tentu saja tidak salah! Sejak kita lahir, kita bergantung dan terikat oleh dalam kandungan ibu. Kita mulai beranjak dewasa, kita bersama orang lain untuk bersosial dan kelangsungan kehidupan kita. Tidak ada didalam hidup ini yang kita bisa mengerjakan semuanya dengan sendiri, kita selalu memerlukan dan bergantung kepada orang lain. Termasuk kita juga amat perlu untuk dicintai oleh orang lain.

Keperluan itulah yang membuat kita menjadi terikat pada orang lain. Anak-anak muda bahkan sengaja mengikat dirinya dengan teman-temannya agar kewujudan dirinya diakui. Di Jepun bahkan ada seorang teman rela masuk penjara hanya untuk mencari teman berbicara. Hal itu kerana kebosanan yang luar biasa dan rasa kesepian yang ada pada dirinya. Ya, daripada bengong dirumah sendiri, kan ada teman bicara sekalipun itu dalam penjara. Begitulah fikir sang teman tadinya.

Disatu sisi kita memang memerlukan keterikatan tetapi disisi lain keterikatan itu menyebabkan luka dihati kita kerana rasa kehilangan. Faktor keterikatan dan kebergantungan itulah yang mempengaruhi proses luka atau penderitaan yang kita rasakan termasuk penyembuhannya itu sendiri. Lantas bagaimana caranya kita mengubati atau menyembuhkan luka dihati?

Cara mengubatinya adalah Tawakal kepada Allah swt. Fahami semua yang kita anggap milik kita sebenarnya milik Allah swt. Apa yang melekat pada diri kita semuanya milik Allah swt. Tawakal merupakan puncak qanaah dan pasrah bukan hanya menerima atas pemberian Allah swt dan ridha atas ketetapanNya namun juga yakin akan semua yang kita miliki termasuk hidup kita adalah amanah dari Allah swt. Bila yang Maha Pemilik Sejati memintanya kembali, kita pun ikhlas menerima sebab kita tidak memiliki apa-apa dan kita tidak miliki siapa-siapa melainkan Allah swt Semata. Itulah cara mengubati luka dihati.

Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada satu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku diatas jalan yang lurus. (QS. Hud : 56).

No comments: